Minggu, 19 Oktober 2025

Mengasuh Anak

Di saat saya menikah, tahun 1998, ilmu parenting saya boleh dikatakan minim. Mungkin karena di masa itu internet belum merakyat. Seingat saya, pertama kali berkenalan dengan internet itu sekitar tahun 2000-an, lewat jaringan telkom. Akan tetapi, pada intinya tidak semudah sekaranglah.

Saat itu, saya sudah agak sadar sih sepertinya dengan dunia parenting dan mau belajar. Saya sejak menikah, apa sejak hamil ya, mulai berlangganan buletin Nakita. Sepertinya sekarang sudah gak ada, ya. Saya baca-baca tentang rumah tangga, menjalani kehamilan yang baik, cara mengasuh anak, dan lain-lain dari situ. Saya bertekad tidak akan menerapkan gaya parenting ibu saya, yang saat ini mungkin diistilahkan dengan parenting gaya VOC. Haha ...

Ya, begitulah ... meskipun sudah lumayan banyak baca-baca tentang bagaimana cara mengasuh anak, memantau perkembangan anak, dan lain-lain, tapi saya merasa gaya parenting kami masih trial and error. Mungkin juga masih terbaya gaya parenting VOC dan parenting kekinian masa itu. Entahlah, yang pasti rasanya masih banyak kesalahan dalam mengasuh anak. Ya, mungkin juga sudah menjadi 'nasib' anak pertama sebagai tumpuan harapan, sebagai bahan trial and error orang tua muda. Semoga beberapa kesalahan orang tua, tidak menjadikan luka batin bagi anak. 

Saat si sulung Kami sudah menikah dan mempunyai anak, dia pun sepertinya punya gaya parenting yang berbeda dengan Kami. Kebetulan, dia juga banyak belajar tentang pola pengasuhan anak sebelum menikah dan sesuadah menikah. Meskipun, mungkin ada beberapa hal yang saya nilai kurang pas, tapi saya memilih menghormati pilihannya dan suaminya. 

Saya percaya orang yang mau belajar, akan lebih mudah mengoreksi kesalahannya, jika merasa apa yang dilakukannya kurang tepat. Apalagi, ilmu parenting dan sumber ilmu bertebaran di mana-mana saat ini. Tinggal kita mau belajar atau tidak. Jadi, saya membekali anak-anak semangat untuk mau belajar karena saya pun punya banyak kekurangan dalam beberapa hal. Yang penting kita mau belajar dari kesalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar